Monday, February 18, 2008

Tanda Kiamat

Menurut kitab Asyrat as-Sa'ah tulisan Yusof al-Wabil, di antara tanda-tanda lainnya yang menunjukkan dekatnya kiamat ialah manusia memperindah, menghias, bermegah-megahan dalam membangun masjid serta membangga-banggakannya.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. Ertinya : Tidak akan datang kiamat sehingga manusia bermegah-megahan dalam membangun masjid [Musnad Ahmad 3 : 134 dengan catatan pinggir Muntakhab Kanzul Ummal. Al-Albani berkata Shahih . Lihat : Shahih Al-Jamiâ’ ush Shagir 6 : 174, hadits nombor 7298]

Dan dalam riwayat Nasaâi dan Ibnu Khuzaimah dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu â˜alaihi wa sallam bersabda. Ertinya : Di antara tanda-tanda telah dekatnya kiamat ialah orang-orang bermegah-megahan dalam membangun masjid .

[Sunan Nasaâi 2 : 32 dengan syarah As-Suyuti. Al-Albani mengesahkannya dalam Shahih Al-Jamiâush Shaghir 5 : 213, nombor 5771, Shahih Ibnu Khuzaimah 2 : 282, hadits nombor 1322-1323 dengan tahqiq Dr Muhammad Musthafa Al-A’zhami. Beliau berkata, Isnadnya shahih]

Al-Bukhari berkata : Anas berkata, orang-orang bermegah-megahan dalam membangun masjid, kemudian mereka tidak memakmurkannya kecuali hanya sedikit.
Maka yang dimaksud dengan At-Tabaahii (bermegah-megahan) ialah bersungguh-sungguh dalam memperindah dan menghiasinya.
Ibnu Abbas berkata, Sungguh kalian akan memperindah dan menghiasinya sebagaimana orang-orang Yahudi dan Nasrani memperindah dan menghiasi tempat ibadah mereka [Shahih Bukhari, Kitab Ash-Shalah, Bab Bunyanil Masajid 1 : 539]

Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu melarang menghiasi masjid dan memperindahnya, karena yang demikian itu dapat mengganggu shalat seseorang. Dan ketika beliau memerintahkan merehab Masjid Nabawi, beliau berkata, lindungilah manusia dari hujan, dan janganlah engkau beri warna merah atau kuning karena akan menimbulkan fitnah (mengganggu) manusia [Shahih Bukhari 1 : 539]

Mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepada Umar, kerana orang-orang tidak mahu menerapkan wasiatnya, bahkan mereka tidak hanya memberi warna merah atau kuning, tapi sudah lebih dari itu hingga mengukir dan melukis masjid seperti melukis pakaian.

Dan para Raja dan Khalifah sudah bermegah-megahan dalam membangun masjid sehingga sangat mengagumkan. Masjid-masjid yang dibangun dengan kemegahan semacam itu sebagaimana yang ada di Syria, Mesir, Maghribi, Andalus dan sebagainya. Dan sampai sekarang kaum muslimin senantiasa berlumba-lumba dan bermegah-megahan dalam memperindah dan menghiasi masjid.

Tidak disangsikan lagi bahawa memperindah, menghiasi dan bermegah-megahan dalam membangun masjid termasuk perbuatan berlebih-lebihan dan membazir. Padahal, memakmurkan masjid itu adalah dengan melaksanakan ketaatan dan berzikir di dalamnya, dan cukuplah bagi manusia sekiranya mereka sudah terlindung dari panas dan hujan di dalam masjid. Sungguh jelas diancam dengan kehancuran apabila masjid-masjid sudah diperindah dan mushaf-mushaf sudah dihiasi sedemikian rupa.